Sesuatu Yang Terlupakan

Part 1
Tujuan Yang Benar


Suatu ketika seorang pemuda berdiri ditepi danau di sebuah desa yang terpencil. Pandangan kosongnya menatap ke tempat di kejauhan sana. Entah apa yang dia lihat atau apa yang dia cari, tapi keputusasaan terlukis dari wajahnya. Tanpa ia sadari seorang kakek yang sudah berumur mendekatinya perlahan. Tanpa bermaksud mengagetkannya, sambil memegang bahu si pemuda, sang kakekpun menyapa pemuda tersebut, ”Hai anak muda, apa yang sedang engkau pikirkan?”. Dengan sedikit terkejut pemuda tersebut berbalik melihat sang kakek di belakangnya, matanya terlihat menerawang ke tempat yang jauh dan si pemuda pun menjawab, ”Tidak kek, saya hanya merenungkan makna dari kehidupan ini. Untuk apa kita hidup dan apa yang sebenarnya kita cari di dalam hidup......”



Tanpa disadari, pemuda tersebut mulai menceritakan kehidupannya pada sang kakek. Ternyata pemuda itu adalah seorang pengusaha yang sangat sukses di bidangnya. Boleh dibilang di usianya yang masih muda, segala sesuatu yang diinginkan orang ada padanya. Kekayaan yang berlimpah, kekuasaan, istri cantik dan anak-anak yang sangat dia cintai. Namun ternyata di puncak keberhasilannya itu dia tetap merasa ada sesuatu yang kurang di dalam hidupnya. Sehingga kemudian dia mulai mempertanyakan, untuk apakah segala kerja kerasnya selama ini, untuk apa dia melakukan semuanya kalau pada akhirnya segala sesuatu terasa sia-sia belaka.



Setelah mendengar kisah si pemuda, sang kakek hanya tersenyum simpul. Sambil mengajak si pemuda untuk duduk di pohon yang rindang, sang kakek pun mulai bercerita ”Suatu ketika di sebuah kelas diadakan ujian mendadak. Sang dosen memberikan 50 soal pilihan ganda kepada murid-muridnya. Ari mengerjakan soal yang kelihatan mudah terlebih dahulu, baru kemudian mengerjakan soal yang sulit. Namun akhirnya waktu habis sebelum Ari sempat mengerjakan semuanya. Boni lebih teliti dari Ari ia membaca semua soal yang ada terlebih dahulu dan pada nomor terakhir ia menemukan sebuah perintah yang menyuruh untuk mengerjakan soal dengan nomor ganjil saja. Namun setelah membaca soal yang dimaksud, Boni merasa beberapa soal yang ada di nomor ganjil sangatlah susah, maka ia memutuskan untuk mengerjakan semua soal bernomor genap dengan sempurna, dengan harapan dosennya akan memberi dia nilai yang lebih bagus. Cici juga membaca semua soal yang ada terlebih dahulu, ia pun mengerjakan soal yang ganjil sekalipun beberapa soal tak bisa dia kerjakan dengan baik” Setelah menceritakan kisah tersebut, sang kakek pun bertanya kepada pemuda itu, ”Menurut kamu, siapakah yang paling bijak diantara ketiga orang dalam cerita tadi?” ?” Belum sempat si pemuda tersebut menjawab sang kakek melanjutkan ceritanya. ”Saat hasil ujian itu dibagi, Ari mendapatkan nilai 50 dan Cici mendapatkan nilai 80. Bagaimana dengan Boni? Sayang sekali Boni yang mengerjakan soal dengan sempurna malah mendapatkan nilai 0. Dibawah kertas ujiannya sang dosen menuliskan sebuah kalimat yang tak pernah Boni lupakan seumur hidupnya :”


”Kegagalan terbesar dalam hidup seseorang adalah berhasil dalam tugas yang salah..”


Tanpa dikomando sang kakek pun melanjutkan pembicaraannya, ”Hidup pun seperti itu anak muda. Ada orang yang hanya sekedar menjalankan hidup apa adanya, ia tak mencari atau berusaha menemukan apa yang menjadi tujuan hidup yang sebenarnya, dia hanya menjalankan apa yang ada di depan matanya, apa yang kelihatan mudah dan menghindarkan diri dari berbagai masalah. Akhirnya dia pun hidup hanya sebagai orang yang biasa-biasa saja. Ada juga orang yang mengejar suatu tujuan dengan giat. Dia melakukan segala cara dan berusaha mati-matian untuk mencapai tujuan itu namun di akhir perjalanan hidupnya, dia menyadari kalau segala usaha dan kerja kerasnya selama ini ternyata adalah sia-sia belaka. Orang jenis mungkin kelihatannya berhasil di mata orang lain, tapi sebenarnya dia merasakan kekosongan yang lebih daripada orang jenis pertama. Bagaimana mungkin dia bisa bahagia kalau dia sudah menghabiskan begitu banyak uang pada kuda yang salah?


Sedangkan orang yang bijak akan terlebih dahulu mencari tujuan hidupnya yang benar, baru setelah itu mengejar tujuannya itu dengan segenap tenaga, sudah pasti pada akhirnya dia bisa menikmati dan mensyukuri segala jerih payahnya. Wahai anak muda, jadilah orang yang bijak dalam mengejar tujuan hidupmu, semuanya belum terlambat. Sama seperti aku, saat aku mendapatkan nilai 0 untuk soal yang yang sudah aku kerjakan dengan susah payah, aku merasa putus asa dan kecewa. Rasanya segala jerih payahku adalah sia-sia belaka. Ya, aku adalah Boni, orang bodoh yang berhasil dalam tugas yang salah. Namun sejak saat itu aku belajar untuk menjadi lebih bijak, dalam mengerjakan soal-soal ujian maupun dalam kehidupan, dan inilah hasilnya. Sekalipun aku tak punya harta kekayaan yang melimpah ataupun kekuasaan, namun aku bahagia di tempat ini.”



Bersambung...

Related Posts by Categories



what is new today