Partai Komunis Indonesia (PKI) Akan Bangkit???

Jakarta - Mungkin sesuatu yang terlarang memang memiliki daya tarik tersendiri. Contohnya, Fan Page Partai Komunis Indonesia 2010 di Facebook sanggup meraup lebih dari 1.000 anggota.

Pengamatan detikINET, Sabtu (9/1/2010), Fan Page PKI 2010 itu telah mencatatkan 1.049 anggota. Atau lebih tepatnya, ada 1.049 account Facebook yang menjadi penggemar/fans di halaman tersebut (pukul 08:30 WIB).

Sekilas, beberapa anggota nampaknya cukup terbuka soal kegemaran mereka pada Komunisme. Hal ini ditunjukkan dengan lambang palu arit yang tertera di foto profil mereka.

Selain itu, ada beberapa anggota yang menggunakan nama yang menyerempet seputar aktivitas PKI di Indonesia. Nama-nama ini misalnya menyebut-nyebut kata 'bintang merah' atau 'Lekra' (nama organisasi seniman PKI).

Belum diketahui kegiatan apa saja yang dilakukan kelompok ini, apakah sebatas di Facebook atau juga melakukan pertemuan-pertemuan secara fisik.

Namun, dalam salah satu posting di fitur Wall pada Fan Page PKI 2010 disebutkan bahwa telah digelar sebuah rapat terbatas. Rapat itu diklaim dihadiri oleh: "sejumlah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM). Bedjo Untung, Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 (YPKP); Mantan Letkol (Udara) Heru Atmojo, eks tapol PKI dari Paguyuban Korban Orde Baru; Sumarsih, ketua Jaringan Solidaritas Korban dan Keluarga Korban (JSKK); Casman, mantan anggota pasukan Cakrabirawa."

http://www.detikinet..com/read/2010/...00-orang-lebih

Sekilas tentang PKI

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha mengungkap kejadian tersebut. Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikanya diskusi besar sampai hari ini.

Salah satu hal yang sangat aneh yang dilakukan PKI adalah dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan petani, kemungkinan besar PKI ingin mempunyai semacam militer partai seperti Nazi dengan Waffen-SS nya. Hal inilah yang membuat TNI AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI dengan "tentaranya".

Pada era akhir kekuasaan Soekarno, munculah suatu insiden pembunuhan jenderal-jenderal TNI yang disebut insiden G30S. Dalam era ketidak jelasan dan kekacauan ini membuat PKI dan Soekarno dalam masalah besar yaitu menghadapi krisis nasional. Dengan alasan 'keterlibatan PKI dalam G30S', partai ini dilarang oleh Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno. Yang kemudian diklaim oleh Soeharto sebagai tonggak utama kekuatan politiknya.

Gerakan 30 September sendiri sangat membingungkan, karena Soekarno sendiri dalam pidatonya mengatakan bahwa Gestok (Sebutan Soekarno untuk G 30 S) terjadi diantaranya karena keblingeran pemimpin-pemimpin PKI.

Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan orang tak bersalah -- terutama di pulau Jawa dan Bali -- dibantai secara sia-sia karena dituduh ikut komunis.

Hal ini disebabkan karena rakyat Indonesia sudah merasa sangat menderita ketika PKI dianakemaskan, banyak sekali kasus-kasus pembunuhan rakyat Indonesia non PKI dilakukan oleh orang PKI tanpa ada kejelasan hukum

Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau dibuang ke pulau Buru.

Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang diprakarsai oleh (mantan) presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar belakang agama di Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka kesempatan bagi orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri untuk kembali aktif dalam politik Indonesia, yaitu memiliki hak untuk memilih. Sesuatu hal yang tak didapatkan pada era Soeharto.

Related Posts by Categories



what is new today